Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 4 Kabupaten dan 1 Kota yang kesemuanya memiliki keunikan yg berbeda satu sama lainnya. Jika semua Kabupaten dan Kota bersinerg maka DIY akan mampu menjadi Daerah percontohan bagi propinsi lain di negara ini. Kesamaan visi dan tujuan untuk melihat DIY dari sudut yang berbeda namun dengan persepsi yang sama akan bisa membantu masyarakat untuk benar benar bisa menikmati keistimewaan DIY.
Budaya, seni, tradisi serta tatanan sosial masyarakat DIY menjadi salah satu magnet wisatawan untuk datang dan tinggal yang bukan sekedar melancong namun juga belajar tentang adat dan budayanya. Dan ini berarti DIY memiliki keunikan yang tidak bisa dimiliki oleh daerah manapun.
Seni dan budaya yang terpadu dalam tradisi tidak sekedar menghasilkan karya seni namun juga karya ekonomi. Berawal dari seni dan budaya muncullah kemudian budaya tanam, budaya panen, budaya kuliner, arsitektural, fashion, dan lainnya yang akhirnya membentuk perilaku dan gaya hidup khas masyarakat Yogyakarta.
Istimewanya, disamping DIY memiliki Kraton yang masih eksis hingga saat ini, DIY juga memiliki daya tarik di sektor pendidikan. Banyaknya jumlah lembaga pendidikan di DIY tentu saja memperbanyak jumlah kaum pendatang terpelajar, dan itu berarti akan memunculkan berbagai bentuk transaksi guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Menurut data kependudukan DIY, jumlah mahasiswa dan pelajar yang masuk di DIY tahun 2016 adalah sebanyak 250 ribu orang. Artinya, DIY memiliki peluang usaha yang menjanjikan dengan banyaknya jumlah pendatang terpelajar ini. Hanya saja, bagaimana masyarakat DIY mampu melihat berbagai peluang lokal ini.
Kota Yogyakarta
Menjadi pusat magnet untuk menghadirkan para pendatang baik lokal maupun manca, hanya saja Kota Yogya tidak memiliki penawaran khusus terkait potensi sumber alamnya. Yang bisa dinikmati lebih banyak wisata kuliner dan hedonis dan ini belum cocok bagi petani. Kota bisa dijadikan satelit untuk melakukan proses publikasi petani sekaligus tempat bertransaksi, karena Kota Yogya memiliki semua fasilitas untuk menjadi satelit atas 4 kabupaten lainnya.
Sleman
Adalah wilayah utara DIY yang berbatasan langsung denga Magelang sebagai pintu masuk arah utara. Sleman adalah daerah penghasil buah dan sayur, mulai dari salak, buah naga, jeruk lemon, paprika, kangkung, dan seterusnya.
Gunung Kidul
merupakan potensial unik dalam produksi singkong, kakao, enjelay dan sorghum yang bisa dikembangkan ke level industri.
Bantul
Merupakan penghasil tebu, padi, cabe, melon dan semangka, jagung dan tembakau, peternakan ayam potong dan petelur yang masih sangat potensial untuk dikembangkan.
Kulonprogo
Yang memiliki sumber alam tradisional seperti kelapa, kopi, teh, lidah buaya, pepaya, dan perikanan laut dan tawar yang seharusnya mampu dioptimalkan.
Memetakan berbagai potensi unik dan lalu mengintegrasikan dalam satu sistem satelit yang terintegrasi dan bersinergi akan mempermudah proses percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis sosio cultural ini. Hanya saja, apakah kita sebagai PETANI mau dan mampu mewujudkannya?
Kedaulatan Rakyat Dalam Pangan
Rakyat yang berdaulat adalah rakyat yang memiliki kedaulatan dalam hal pangan. Kedaulatan rakyat juga berarti kedaulatan atas pangan, artinya ketersedian pangan yang cukup bagi rakyat merupakan sendi dasar kedaulatan rakyat. Rakyat akan berdaulat jika mereka tidak lagi kesulitan memenuhi kebutuhan dasar akan pangan.
Pangan sehat merupakan salah satu kewajiban yang harus diberikan oleh negara kepada rakyatnya agar rakyat menjadi sehat, dan apabila rakyat sudah menjadi sehat maka indek pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat akan mudah diwujudkan.
Kedaulatan pangan juga berarti menjaga kedaulatan negara, karena perang di masa depan salah satunya adalah perang dalam hal sumber pangan. Negara yang memiliki sumber pangan besar yang cukup bagi bangsa dan negaranya tidak akan mudah untuk diadu domba oleh kepentingan-kepentingan yang ingin mersuak negara.
Kesadaran pemimpin negara bersama rakyat mutlak penting untuk menghadirkan negara yang berdaulat atas pangan. Israel adalah sebuah contoh, betapa negri yang merasa memiliki banyak musuh dan tidak mudah diterima oleh banyak negara dengan sangat cerdas mempersiapkan negara dan rakyatnya untuk berdaulat atas pangannya.
Karena mereka sangat menyadari bahwa bergantung dalam hal pangan kepada negara lain berarti menggadaikan kedaulatan negaranya untuk diatur oleh negara lain. Sehingga sampai hari ini negara yang memiliki wilayah yang kecil dari Indonesia itu mampu memiliki teknologi pertanian dan pangan yang sangat hebat. Lalu, kapan Indonesia sebagai negara agraris mampu mencpai kedaulatan pangannya sendiri yang berarti pula mencapai kedaulatan negara?