Makin lama jumlah lahan pertanian yang bisa digarap masyarakat semakin kecil dan terbatas jumlahnya, dari yang awalnya puluhan hektar kini tinggal ribuan meter saja. Makin hari jumlahnya mamin sempit dan tidak lagi layak untuk dijadikan lahan bertani komersil, bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-haripun lahan tersebut sudah tidak lagi bisa diharapkan.
Menjadi petani kemudian tidak dilirik oleh kalangan generasi muda bahkan lebih ironis lagi anak anak muda yang belajar di fakultas pertanian bahkan sama sekali tidak tertarik menjadi petani, karena orang tua mereka sudah berpesan agar anak-anaknya kelak tidak menjadi petani dan berharap menjadi pegawai kantoran yang berdasi. Ironis sekali, bahkan seorang petani yang hidupnya selama ini sudah diabdikan kedunia pertanian tak ingin anak anaknya mengikuti jejaknya.
Nasib Para Petani, Bisakah Para Petani Menjadi Sukses?
Menjadi petani memang identik dengan hidup dan kehidupan yang susah. Susah bukan karena produk mereka tak dibutuhkan, namun susah karena mereka selalu dipinggirkan oleh penguasa negri ini. Program-program ekonomi lebih banyak menyentuh sektor perbankan dan industri manufaktur. Bahkan pertanian dibiarkan tanpa proteksi untuk bertarung dan berkompetisi dengan pertanian modern dari negri negri maju. Sekali lagi ironi di negri agraris dimana sumber daya alam dan manusia pertaniannya paling besar di seluruh dunia.
Berharap petani menemukan solusi atas nasibnya yang tidak beruntung seperti pengusaha kelapa sawit yang memiliki berbagai akses kemudahan dalam banyak hal, mulai dari regulasi, kepemilikan lahan, permodalan bahkan tekhnologi dan akses pasarpun dibuka lebar. Petani kini harus segera bersatu membentuk sebuah konsorsium koperasi besar yang mandiri, yang berdaulat, yang bersistem dan memiliki teknologi pertanian yang unggul serta akses pasar langsung tanpa melalui tengkulak, broker ataupun sejenisnya.
Melalui pertanian yang bersistemlah para petani akan memiliki daya saing didalam negri serta akan mampu mendikte kebutuhan pasar sesuai kelayakan harga yang telah mereka tentukan. Petani sudah harus memiliki kemampuan untuk menentukan harga sendiri, menentukan kebutuhan puouk dan pakan sesuai standar petani serta meregenerasi bibit bibit unggul demi masa depan petani lebih baik.
Bisakah Para Petani Sukses?
Asal tahu caranya menjadi petani maka pasti bisa kaya raya. Petani adalah profesi yang paling bisa cepat kaya dalam waktu yang relatif singkat. Petani bisa kaya raya hanya dalam hitungan 2 tahun jika mengerti bagaimana caranya bertani.
Lihatlah petani-petani di Amerika, Eropa, Israel, Jepang, Thailand, China, banyak diantara mereka yang kaya raya dengan sangat cepat. Syaratnya un tuk menjadi petani kaya raya adalah tahu bagaimana menjadikan profesi petani bukan sekedar bertani namun bertani yang memahami konsep industri atau pertanian industri.
Salah satu perusahaan rokok besar di Indoensia yakni Sampoerna memiliki usaha pertanian yang sangat besar. Dan mereka memilih dunia pertanian untuk memperbanyak pundi-pundi emasnya. Namun bila konsep pertaniannya masih bersifat tradisional dan bukan industri maka dipastikan bahwa menjadi petani akan tetap tidak menyenangkan karena akan tetap miskin dalam waktu yang lama.
Salah satu guru bertani saya Pak Gunung Soetopo pemilik Sabila Farm Yogyakarta adalah contoh salah satu petani yang sukses dan bisa menjadi milyader dengan tetap memilih menjadi petani. Beliau mengembangkan bisnis pertanian berbasis buah organik, mulai dari buah naga, jeruk lemon, srikaya, sirsat, pepaya, mangga, alpukat, dll. Hanya dalam 2 tahun beliau mampu menjadi milyader, dan sampai saat ini bisnis pertaniannya tetap mampu menghasilkan uang yang terus menerus tanpa harus bersusah payah lagi.
Lalu kenapa banyak orang muda yang tidak tertarik menekuni dunia pertanian? Salah satunya adalah karena di dunia pertanian dianggapnya tidak ada harapan untuk bisa menjadi kaya apalagi menjadi milyader. Dan pemikiran serta anggapan ini adalah anggapan yang salah total. Karena sebenarnya dunia pertanian adalah dunia yang penuh dengan segala cara untuk menjadi kaya raya.
Petani memiliki produk yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang dan setiap saat, dan sejatinya produk petani tidak akan pernah tersisa dan tidak akan pernah tidak laku, karena semua produk pertanian langsung memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Hanya dengan menanam pohon pepaya, dalam waktu 2 bulan akan mampu memiliki pendapatan mingguan, dan pendapatan ini hanya dari satu jenis saja, yakni buah pepaya, belum dengan daun dan getahnya, bibit dan pupuknya, dll. Begitu banyak sebenarnya yang bisa didapatkan dan menjadi sumber penghasilan bagi petani industri. Asalkan syarat utamanya dipenuhi yakni menjadi petani industri dan bukan petani tradisional.